IB= Ijin Bermalam, yah nasib anak perantau,sebenarnya kemarin tanggal 06 November 2010, menjadi hari yang bersejarah buat saya, dan teman-teman saya angkatan XXI di SMA kami,karena seharusnya pada hari tersebut kami akan melaksanakan upacara penutupan PDK, atau istilahnya kalo di SMA lain itu MOS, setelah melaksanakan berbagai latihan, dan berbagai persiapan, tapi memang harfiahnya 'manusia cuma bisa berencana, Yang Di Ataslah yang menentukan' dan itu terjadi pada kami, 2 hari sebelum acara tersebut hujan abu turun dari atas langit biru Magelang, dan kondisinya semakin memburuk, dengan ketebalan abu yang cukup mengkhawatirkan, latihanpun ditunda, dan akhirnya datanglah kabar yang seperti 'nightmare' bagi kami *lebay* ya upacara penutupan PDK ditunda sampai waktu yang belum ditentukan.
Kecewa? Jelas, Sedih? Pasti, rasanya pengen marah,emosi, padahal setahu saya keluarga sudah mengkonfirmasi akan datang, saya juga udah merancang untuk izin menginap saya akan pergi kemana,mau apa, dll tapi mau gimana lagi, toh memang udah keputusannya begini, tapi survivenya ini kejadian pertama saya ngerasain hujan abu, ngeliat keadaan sekeliling yang penuh abu, pake masker, mata perih kelilipan abu, dan udara juga jadi kurang nyaman, langsung lah membayangkan keadaan penduduk yang lokasinya lebih dekat dengan merapi, pasti disana semakin ga nyaman, kondisinya lebih memprihatinkan, perasaannnya jadi ga tenang, karena khawatir akan musibah dan bencana ini, apalagi ternyata setelah menonton TV, saya baru tahu kalo diluar sana, keadaannya bener-bener genting, dan kacau, korban banyak berjatuhan, ratusan ribu penduduk dievakuasi, efek letusannya cukup parah.
Tapi pada akhirnya, kami tetap diperbolehkan bertemu dengan orang tua, dan orang tua boleh membawa kami keluar kampus selama 1 malam, beruntung ayah,ibu, & dimas datang, walaupun ijin bermalam pertama saya rasanya berbeda, karena saya belum menjalani upacara penutupan pdk, tapi rasanya sudah lebih dari cukup bisa bertemu kembali, dan berkumpul bersama untuk sesaat.
Semoga, ia kembali tidur tenang, cukup sudah meluapkan segala rasa sesaknya, jadilah penegak, yang melindungi orang-orang disekitarnya, menjadi manfaat, bagi lingkungannya, mungkin ia menjadi gunung teraktif didunia, tapi tetap saja.......... ia sudah menjadi urat nadi, bagi sekitarnya.
No comments:
Post a Comment